Periksakan Diri.. Libatkan Diri..!
Penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome
(AIDS) disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Seperti yang kita ketahui, tubuh manusia
memiliki sel darah putih (limfosit) yang berguna sebagai pertahanan tubuh dari
serangan virus maupun bakteri. Virus HIV yang masuk tubuh manusia dapat
melemahkan bahkan mematikan sel darah putih dan memperbanyak diri, sehingga
lemah melemahkan sistem kekebalan tubuhnya (CD4). Dalam kurun waktu 5-10 tahun
setelah terinfeksi HIV, seseorang dengan HIV positif jika tidak minum obat anti
retroviral (ARV), akan mengalami kumpulan gejala infeksi opportunistik yang
disebabkan oleh penurunan kekebalan tubuh akibat tertular virus HIV, yang
disebut AIDS.
Jumlah kasus HIV yang dilaporkan terus
meningkat setiap tahun, sementara jumlah AIDS relatif stabil. Hal ini
menunjukkan keberhasilan bahwa semakin banyak orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang
diketahui statusnya saat masih dalam fase terinfeksi (HIV positif) dan belum
masuk dalam stadium AIDS.
HIV itu ada obatnya, antiretroviral (ARV) namanya. Obat ARV mampu menekan jumlah virus HIV di dalam darah sehingga kekebalan tubuhnya (CD4) tetap terjaga. Sama seperti penyakit kronis lainnya seperti hipertensi, kolesterol, atau DM, obat ARV harus diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur hidup, untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA serta dapat mencegah penularan.
ARV dijamin ketersediaannya oleh pemerintah dan
gratis pemanfaatannya. Pelayanan ARV sudah dapat diakses di RS dan Puskesmas di
34 provinsi, 227kab/kota. Total saat ini terdapat 896 layanan ARV, terdiri dari
layanan yang dapat menginisiasi terapi ARV dan layanan satelit. Dukungan sosial
dari keluarga dan lingkungan terdekat sangat dibutuhkan agar ODHA tetap
semangat dan jangan sampai putus obat.